BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
KURIKULUM merupakan sebuah eksemplar pengetahuan dan keterampilan yang harus dikomunikasikan kepada siswa dalam sebuah sistem akademik dan lingkungan sekolah. Secara lebih khusus kurikulum selalu merujuk kepada apa yang tertulis untuk diajarkan, atau apa yang akan diujikan terhadap siswa pada semua jenjang dan tingkatan pendidikan. Dari pengujian atau tested itulah kemudian kita memiliki data untuk me-review, apakah efektivitas sebuah kurikulum berjalan sesuai dengan perencanaan-nya atau tidak.
Ada banyak istilah untuk mengetahui efektivitas sebuah kurikulum. Pertama adalah pengukuran (measurement), sebuah kegiatan yang sistematis untuk menentukan angka pada objek atau gejala. Kedua, pengujian (tested) yang biasanya terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar dan salah.
Yang ketiga, penilaian (assessment), sebuah proses penafsiran terhadap hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar. Adapun yang terakhir adalah evaluasi (evaluation), sebuah proses penentuan nilai suatu program dan penentuan tujuan sebuah program.
Semua bentuk telah dicobakan dalam proses belajar-meng-ajar. Namun kurikulum dalam arti sesungguhnya belum banyak dilakukan, terutama di tingkat pengambil kebijakan maupun institusi pelaksana pendidikan. Me-review kurikulum merupakan sebuah proses untuk mengetahui seberapa besar kebijakan pengembangan kurikulum memengaruhi tujuan-tujuan pendidikan yang dirumuskan, baik dalam skala mikro di sekolah maupun dalam skala makro secara nasional.
Dengan demikian sangat diperlukan bagi para calon pendidik untuk menempuh mata kuliah Telaah kurikulum matematika menengah supaya mampu dalam dan memahami kurikulum kedepannya.
B. Tujuan
1. Mengenal lingkaran
a. Definisi lingkaran
b. Unsur-unsur lingkaran
c. Hubungan Sudut Pusat dan Sudut Keliling
d. Sifat Sudut Keliling
1) Sudut Keliling Menghadap Diameter Lingkaran
2) Sudut – Sudut Keliling Yang Menghadap Busur yang Sama
e. Menghitung Panjang Busur dan Luas Juring Lingkaran
1) Menghitung Panjang Busur Lingkaran
2) Menghitung Luas Juring Lingkaran
f. Hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring pada suatu lingkaran
g. Lingkaran Dalam Dan Lingkaran Luar Segitiga
1) Lingkaran Dalam Segitiga
2) Lingkaran Luar Segitiga
2. Pengertian Garis Singgung Lingkaran
a) Sifat Garis Singgung Lingkaran
b) Melukis Garis Singgung
1) Garis Singgung Melalui Satu Titik pada Lingkaran
2) Garis Singgung Melalui Titik di Luar Lingkaran
c) Kedudukan Dua lingkaran
1) Dua Lingkaran Bersinggungan
2) Dua Lingkaran Berpotongan
3) Dua Lingkaran Saling Lepas
d) Garis Singgung Persekutuan Dalam
1) Melukis Garis Singgung Persekutuan Dalam
2) Menghitung Panjang Garis Singgung Persekutuan Dalam
e) Panjang Sabuk Lilitan Minimal yang menghubungkan Dua Lingkaran
3. Persamaan lingkaran
a) Lingkaran dengan pusat di O ( 0, 0 ) dan melalui titik P ( x, y )
b) Lingkaran dengan pusat di M ( a, b ) melalui titik P ( x, y )
c) Bentuk umum Persamaan Lingkaran
d) Persamaan lingkaran yang menyinggunggaris ax + by + c = 0
e) Kedudukan garis terhadap lingkaran
f) Kedudukan titik terhadap lingkaran
g) Garis Singgung Lingkaran
h) Persamaan Umum Garis Singgung Lingkaran
BAB II
PEMBAHASAN
I. Mengenal Lingkaran
A. Definisi
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari suatu titik tetap.
B. Unsur-unsur Lingkaran
1.Titik pusat lingkaran
2. Jari-jari lingkaran
3. Garis tengah lingkaran (diameter)
4. Tali busur
5. Busur
6. Juring atau sektor
7. Tembereng
8. Apotema
2. Jari-jari lingkaran
3. Garis tengah lingkaran (diameter)
4. Tali busur
5. Busur
6. Juring atau sektor
7. Tembereng
8. Apotema
Keterangan :
1. Sudut Pusat
Sudut pusat adalah daerah sudut yang dibatas oleh dua jari-jari lingkaran yang titik sudutnya merupakan titik pusat lingkaran.
Pada gambar lingkaran dengan pusat titik O, terdapat AOC yang dibatasi oleh dua jari-jari yaitu OA dan OC. AOC disebut sudut pusat.
2. Jari-jari lingkaran
Jari-jari lingkaran Adalah Ruas garis yang menghubungkan pusat lingkaran ke sebarang titik pada lingkaran .
3. Garis tengah lingkaran (diameter)
Diameter lingkaran adalah tali busur yang merupakan pusat lingkaran.
4. Tali busur
Tali Busur |
Busur adalah Garis lengkung yang melalui titik-titik pada lingkaran.
Pada gambar lingkaran berpusat di titik O, terdapat titik A dan C di keliling lingkaran. Garis lengkung yang menghubungkan titik A dan C disebut busur lingkaran.
5. Juring Lingkaran
Pada gambar daerah yang diarsir merupakan juring lingkaran.
Juring AOB dibatasi oleh dua jari-jari OA dan OB, serta busur AB.
Pada sebuah lingkaran seperti tampak pada
gambar, terdapat dua jenis busur dalam dua jenis
juring.
Busur AB yang panjangnya kurang dari setengah keliling lingkaran disebut busur kecil dan juring yang luasnya kurang dari setengah luas lingkaran disebut juring kecil. Sebaliknya busur AB yang panjangnya lebih dari setengah keliling lingkaran disebut busur besar dan juring yang luasnya lebih dari setengah luas lingkaran disebut juring besar.
6. Tembereng
Tembereng adalah daerah lingkaran yang dibatasi oleh busur lingkaran dan tali busur yang melalui kedua ujung busur lingkaran .
Yang telah diarsir pada gambar berikut:
7. Apotema
Apotema adalah ruas garis terpendek yang menghubungkan pusat lingkaran ke sebuah titik pada tali busur.
Seperti garis AE pada gambar berikut ;
8. Sudut Keliling :
Sudut keliling adalah daerah sudut yang dibatasi oleh dua tali busur yang berpotongan di satu titik pada lingkaran dan titik sudutnya terletak pada keliling lingkaran.
Pada gambar lingkaran berpusat di titik O, terdapat dua tali busur AB dan BC yang berpotongan dan membentuk ABC. ABC merupakan sudut keliling dan menghadap busur AC.
C. Hubungan Sudut Pusat dan Sudut Keliling
Pada gambar AOB adalah sudut pusat dan ACB adalah sudut keliling. AOB dan ACB menghadap busur yang sama yaitu busur AB.
Bagaimanakah hubungan sudut AOB dan ACB ?
Bagaimanakah hubungan sudut AOB dan ACB ?
Untuk mengetahui hubungan AOB dan ACB, buat garis bantu CD yang melalui titik O.
Pada gambar terdapat dua segitiga sama kaki, yaitu
Δ AOC dan Δ BOC. Jika ACO = xo dan BCO = yo,
maka CAO = xo dan CBO = yo .
DOA = CAO + ACO ( sudut luar Δ AOC )
= xo + xo
= 2xo
Δ AOC dan Δ BOC. Jika ACO = xo dan BCO = yo,
maka CAO = xo dan CBO = yo .
DOA = CAO + ACO ( sudut luar Δ AOC )
= xo + xo
= 2xo
DOB = CBO + BCO ( sudut luar Δ BOC )
= yo + yo
= 2 yo
AOB = DOA + DOB
= 2xo + yo
AOB = 2 (xo +yo ), maka :
= yo + yo
= 2 yo
AOB = DOA + DOB
= 2xo + yo
AOB = 2 (xo +yo ), maka :
“Besar sudut pusat adalah dua kali besar sudut keliling yang menghadap busur yang sama, atau besar sudut keliling adalah setengah besar sudut pusat yang menghadap busur yang sama” |
Besar sudut-sudut keliling yang menghadap diameter lingkaran adalah 90o |
D. Sifat Sudut Keliling
1. Sudut Keliling Menghadap Diameter Lingkaran
Pada gambar garis BC merupakan diameter lingkaran dan BOC = 180o, maka : | |
2. Sudut – Sudut Keliling Yang Menghadap Busur yang Sama
ABE, ACE dan ADE adalah sudut-sudut keliling yang mengadap busur yang sama, yaitu busur AE. AOE adalah sudut pusat yang juga menghadap busur AE, maka :
| |
E. Menghitung Panjang Busur dan Luas Juring Lingkaran
1. Menghitung Panjang Busur Lingkaran
Busur adalah garis lengkung yang merupakan bagian dari keliling lingkaran, maka untuk menentukan panjang busur lingkaran digunakan perbandingan dengan keliling lingkaran adalah 360o , maka akan terdapat perbandingan senilai, yaitu : lingkarannya |
|
.
2.
Juring adalah daerah yang merupakan bagian dari daerah (luas) lingkaran, maka untuk menentukan luas juring lingkaran digunakan perbandingan dengan luas lingkarannya. Perhatikan gambar. Jika sudut pusat |
F. Hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring pada suatu lingkaran
Pada sebuah lingkaran berjari-jari r terdapat dua juring dengan sudut pusat dan panjang busur yang berbeda, yaitu busur AB dan juring AOB dengan sudut pusat AOB = xo, dan busur CD dan juring COD dengan sudut pusat COD=yo.
Perbandingan panjang busur AB dan CD adalah :
Perbandingan panjang busur AB dan CD adalah :
Perbandingan 1 = perbandingan 2
G. Lingkaran Luar Dan Lingkaran Dalam Segitiga
Lingkaran luar suatu segitiga adalah suatu lingkaran yang melalui semua titik sudut segitiga dan berpusat di titik potong ketiga garis sumbu sisi-sisi segitiga.
Gambar menunjukkan lingkaran luar ΔABC dengan pusat O. OA = O B = OC adalah jari-jari lingkaran dan OP = OQ = OR adalah garis sumbu sisi-sisi segitiga.
Gambar menunjukkan lingkaran luar ΔABC dengan pusat O. OA = O B = OC adalah jari-jari lingkaran dan OP = OQ = OR adalah garis sumbu sisi-sisi segitiga.
2. Lingkaran Dalam Segitiga
Lingkaran dalam suatu segitiga adalah lingkaran yang berada di dalam segitiga dan menyinggung semua sisi segitiga tersebut. Titik pusat lingkaran merupakan titik potong ketiga garis bagi sudut segitiga. Gambar berikut menunjukkan lingkaran dalam ΔABC dengan pusat O. Diketahui OP = OQ = OR adalah jari-jari lingkaran. Adapun AD, BE, dan EF adalah garis bagi sudut segitiga.
II. Pengertian Garis Singgung Lingkaran
1) Sifat Garis Singgung Lingkaran
Setiap garis singgung lingkaran selalu tegak lurus terhadap jari-jari (diameter) yang melalui titik singgungnya. Perhatikan Gambar 7.2 Gambar 7.2(a) memperlihatkan bahwa garis g menyinggung lingkaran di titik A. Garis g tegak lurus jari-jari OA. Dengan kata lain, hanya terdapat satu buah garis singgung yang melalui satu titik pada lingkaran. Pada Gambar 7.2(b) , titik R terletak di luar lingkaran. Garis l melalui titik R dan menyinggung lingkaran di titik P, sehingga garis l tegak lurus jari-jari OP. Garis m melalui titik R dan menyinggung lingkaran di titik Q, sehingga garis m tegak lurus jari-jari OQ. Dengan demikian, dapat dibuat dua buah garis singgung melalui satu titik di luar lingkaran.
2) Melukis Garis Singgung
Sebelum melukis garis singgung lingkaran, pastikan kamu telah memiliki jangka dan penggaris sebagai alat bantu. Perhatikan uraian berikut.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa garis singgung lingkaran selalu tegak lurus terhadap jari-jari (diameter) yang melalui titik singgungnya. Oleh karena itu, melukis garis singgung lingkaran di titik singgung P sama saja dengan melukis garis yang tegak lurus terhadap jari-jari OP.
Perhatikan langkah-langkah melukis garis singgung lingkaran melalui satu titik pada lingkaran berikut ini
Ternyata, kita hanya dapat membuat satu buah garis singgung lingkaran di titik P. Hal ini membuktikan sifat garis singgung lingkaran pada bagian sebelumnya.
Sekarang, kamu akan melukis garis singgung yang melalui titik di luar lingkaran. Perhatikan langkah-langkah berikut dengan baik.
Setelah melukis garis singgung lingkaran, sekarang kamu akan menghitung panjang garis singgung yang ditarik dari sebuah titik di luar lingkaran. Perhatikan gambar berikut.
Titik P di luar lingkaran, AP dan BP adalah garis singgung lingkaran O dengan jari-jari OA = OB = r. Garis singgung AP OA dan garis singgung BP OB. AOP dan BOP adalah segitiga siku-siku, panjang AP dan BP dapat dihitung menggunakan teorema Pythagoras.
Bidang segi empat OAPB yang berbentuk layang-layang dan disebut dengan layang-layang garis singgung.
Kesimpulan:
4. Garis Singgung Dua Lingkaran
Kita tentu sudah sering melihat sepeda. Apabila kita amati rantai roda sepeda, tampak bahwa rantai itu melilit dua roda bergerigi yang berbeda ukuran. Dua roda bergerigi tersebut dapat dianggap sebagai dua lingkaran dan rantai sepeda sebagai garis singgung persekutuan lingkaran.
Dengan demikian, garis singgung persekutuan dapat diartikan sebagai
garis yang tepat menyinggung dua lingkaran.
garis yang tepat menyinggung dua lingkaran.
Secara umum, kedudukan dua lingkaran dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu dua lingkaran bersinggungan, berpotongan, dan saling lepas.
Perhatikan Gambar 7.3
Gambar 7.3(a) memperlihatkan dua lingkaran yang bersinggungan di dalam. Untuk kedudukan seperti ini dapat dibuat satu buah garis singgung persekutan luar, yaitu k dengan titik singgung A. Gambar 7.3(b) memperlihatkan dua lingkaran yang bersinggungan di luar. Dalam kedudukan seperti ini dapat dibuat satu buah garis singgung persekutuan dalam, yaitu n dan dua garis singgung persekutuan luar, yaitu l dan m.
Dua lingkaran yang berpotongan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 7.4 mempunyai dua garis singgung persekutuan luar, yaitu r dan s.
Gambar 7.5 memperlihatkan dua lingkaran yang saling lepas atau terpisah. Dalam kedudukan seperti ini, dapat dibuat dua garis persekutuan luar, yaitu k dan l dan dua garis persekutuan dalam, yaitu m dan n.
Misalnya terdapat dua lingkaran saling lepas dengan pusat P dan Q serta jari-jari R dan r. Bagaimana cara melukis garis singgung persekutuan luar dari lingkaran P dan Q tersebut? Pelajarilah langkah-langkah berikut.
Perhatikan langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran berikut ini.
Perhatikan gambar berikut ini.
4. Panjang Sabuk Lilitan Minimal yang menghubungkan Dua Lingkaran
Pernahkah kamu mengganti rantai roda sepedamu? Bagaimana kamu menentukan agar panjang rantai yang diperlukan tidak terlalu panjang atau terlalu pendek? Jika kamu perhatikan, dua roda gigi sepeda biasa dianggap sebagai dua lingkaran dan rantai yang melilitnya sebagai garis singgung persekutuan luar. Perhatikan gambar berikut ini.
III. Persamaan lingkaran
A. Lingkaran dengan pusat di O ( 0, 0 ) dan melalui titik P ( x, y )
Dengan memperhatikan definisi lingkaran diatas, maka dalam bentuk himpunan persamaan lingkaran dapat ditulis sebagai berikut,
L = { P/ OP = r } |
sehingga persamaan lingkaran semula bisa ditulis sebagai :
Untuk mempermudah dalam pemakaian/ perhitungan, biasanya rumus persamaan lingkaran dengan pusat O ( 0, 0 ) dan melalui titik P ( x, y ) dan berjari-jari r ditulis sebagai :
“x 2 + y 2 = r 2 “ |
B. Lingkaran dengan pusat di M ( a, b ) melalui titik P ( x, y ).
Perhatikan Gambar Berikut !
Jika kita menggeser lingkaran dengan pusat O (0,0) dan melalui P (x,y)sejauh a satuan searah sumbu X dilanjutkan b satuan searah sumbu Y, maka pusat lingkaran berpindah dari O (0,0) ke titik M (a,b) .Dengan cara yang sama kita bisa menuliskan formula persamaan lingkaran yang berpusat di M (a,b) melalalui titik P (x,y) dan berjari-jari r sebagai berikut
Untuk mempermudah dalam pemakaian/ perhitungan biasanya rumus persamaan lingkaran dengan pusat M ( a, b ) melalui titik P ( x, y ) dan berjari-jari r, ditulis sebagai : ( x – a ) 2 + ( y – b ) 2 = r 2
C. Bentuk umum Persamaan Lingkaran
Bentuk umum persamaan lingkaran yang berpusat di sembarang titik M, melalui sebuah titik P dan berjari-jari r dapat diturunkan dari persamaan lingkaran yang berpusat di M ( a, b ) melalui titik P ( x, y ) dan berjari-jari r, sebagai berikut :
( x – a ) 2 + ( y – b ) 2 = r 2
x 2 – 2ax + a 2 + y 2 – 2by + b 2 = r 2
x 2 + y 2 – 2ax – 2b y + a 2 + b 2 - r 2= 0
Jika : -2a = A,, -2b = B, dan a 2 + b 2 - r 2 = C
a= A , b = B, dan r =
maka bentuk “ x 2 + y 2 – 2ax – 2b y + a 2 + b 2 - r 2= 0 “ bisa ditulis sebagai
Bentuk “ x 2 + y 2 + Ax + B y + C = 0 “ disebut bentuk umum persamaan lingkaran yang mempunyai pusat “ M ( A, B )”,dan jari-jari “ r = ”
D. Persamaan lingkaran yang menyinggunggaris ax + by + c = 0
Perhatikan gambar berikut !
Persamaan lingkaran yang berpusat di M( p, q ) dan menyinggung garis g ax + by + c = 0 bisa kita peroleh jika kita bisa menentukan jarak pusat lingkaran ke garis. Jarak pusat lingk arah ke garis g merupakan panjang jari- jari lingkaran itu sendiri.Ingat bahwa garis singgung lingkaran selalu tegak lurus jari-jari lingkaran ) . Dengan menggunakan rumus jarak suatu titik ke sembarang garis yang mempunyai persamaan ax + by + c = 0 , kita bisa menentukan panjang jari-jari lingkaran yaitu sehingga persamaan lingkaran yang berpusat di M ( p, q ) dan menyinggung garis g ax + by + c = 0 mempunyai persamaan sebagai berikut :
E. Kedudukan garis terhadap lingkaran
Perhatikan gambar berikut !
Ada tiga kemungkinan kedudukan garis lurus terhadap lingkaran yaitu:
1. Garis tidak menyinggung dan tidak memotong lingkaran( lihat garis g).
2. Garis menyinggung lingkaran ( lihat garis h ) di satu titik singgung.
3. Garis memotong lingkaran ( lihat garis j ) di-dua titik.
Untuk mengetahui apakah suatu garis lurus tidak menyinggung, dan tidak memotong lingkaran ( garis g ), ataukah garis lurus menyinggung lingkaran (garis h ), atau garis memotong lingkaran ( garis j ) kita dapat melakukan perhitungan berikut :
Lingkaran dengan persamaan x 2 + y 2 = r 2 dan garis dengan persamaan y = mx + c .Jika kita substitusikan y ke persamaan lingkaran akan kita peroleh :
x 2 + ( mx + c ) 2 = r 2
x 2 + m2x2 + 2mcx + c2 = r2
( 1 + m2) x2 +2mx + c2 – r2 = 0 ….( bentuk persamaan kuwadrat/ persamaan kurva ).
Persamaan kurva ini akan menyinggung,memotong, atupun definit, tergantung dari harga diskriminannya ( D ).
Jika D = 0, maka kurva akan menyinggung sumbu x tepat disatu titik.
Jika D > 0, maka kurva akan memotong sumbu x didua titik.
Dan jika D < 0 maka kurva definit ( tidak menyinggung dan tidak memotong ).
Dengan memperhatikan kecenderungan /sifat kurva terhadap sumbu x, kita dapat menganalogkan kedudukan garis ( sumbu X ) terhadap lingkaran ( kurva ) cukup dengan mengetahui nilai diskriminan dari persamaan kuwadrat yang di peroleh.
F. Kedudukan titik terhadap lingkaran
Perhatikan gambar berikut !
Untuk mengetahui suatu titik berada di dalam , pada, dan diluar lingkaran, kita cukup membandingkan panjang garis yang menghubungkan titik tersebut dengan pusat lingkaran dengan panjang jari-jari lingkarannya. Dengan menggunakan rumus jarak yang menghubungkan dua buah titik ,kita dapat menunjukan bahwa titik P berada didalam lingkaran karena < OQ = r, titik Q berada pada lingkaran karena = r, dan titik R berada diluar lingkaran karena > = r
Dengan demikian jika sebuah titik A ( a, b ) :
1. Berada didalam lingkaran jika nilai dari a 2 + b 2 < r 2
2. Berada pada lingkaran jika nilai a 2 + b 2 = r 2 dan
3. Berada diluar lingkaran jika nilai a 2 + b 2 > r 2
Nilai dari a 2 + b 2 disebut juga “ Kuasa “. Jadi kuasa titik A terhadap lingkaran adalah “ a 2 + b 2 ”
G. Garis Singgung Lingkaran
Perhatikan gambar berikut !
Garis g menyinggung lingkaran yang berpusat di O dan berjari-jari r dititik P (x1, y1 ) . Garis g tegak lurus OP = r ( mengapa ? ) sehingga haruslah :
mop . m g = -m1 (mengapa?)
mOP = m g = -1 m g = …substitusikan ke-persamaan garis g dipoeroleh:
y – y 1 = ( x – x 1 ) ( y – y 1 ) y 1 = -x 1 ( x – x 1 )
y 1 y – y 1 2 = -x 1x +x 1 2
x 1x + y 1 y = x 1 2 + y 1 2
Persamaan x 1 x + y 1 y = r 2 adalah persamaan garis singgung pada lingkaran yang berpusat di O ( 0, 0 ) dan berjari-jari r
x 1x + y 1 y = r 2
Garis g MP sehingga :
m MP . m g = -1
m g = - 1
m g = … substitusikan ke persamaan garis g :
y – y 1 = ( x – x 1 )
( y – y 1 ) ( y 1 – b ) = - ( x 1 – a ) ( x – x 1 )
( y – y 1 ) ( y 1 – b ) + r 2 = - ( x 1 – a ) ( x – x 1 ) + r 2 …( kedua ruas ditambah r 2)
( x 1 – a ) ( x – x 1 ) + ( y – y 1 ) ( y 1 – b ) + ( x1 –a ) 2 + ( y1 – b ) 2 = r 2
( x 1 – a ) ( x – x 1 ) + ( x1 –a ) 2 + ( y – y 1 ) ( y 1 – b ) + ( y1 – b ) 2 = r 2
( x 1 – a ) {( x – x 1 ) + ( x1 –a ) } + ( y 1 – b ) { ( y – y 1 )+ ( y1 – b )}= r 2
( x 1 – a ) ( x – a ) +( y 1 – b ) ( y –b ) = r 2
( x – a ) ( x 1 – a ) +( y –b ) ( y 1 – b ) = r 2
Persamaan ( x – a ) ( x 1 – a ) +( y –b ) ( y 1 – b ) = r 2
Adalah persamaan garis singgung yang menyinggung lingkaran
Dengan pusat M ( a, b ) di titik P ( x1, y1 )
H. Persamaan Umum Garis Singgung Lingkaran
Dari Persamaan ( x – a ) ( x 1 – a ) +( y –b ) ( y 1 – b ) = r 2 didapat
x1x – ax – ax1 + a2 + y1y– by – by1 +b2 – r2 = 0
x1x + y1y – ax – ax1 – by – by1 + a2 + b2 – r2 = 0
x1x + y1y – a( x +x1 ) – b( y +y1 )+ (a2 + b2 – r2 )= 0
x1x + y1y + A( x +x1 ) + B( y +y1 )+ C = 0
Bentuk x1x + y1y + A( x +x1 ) + B( y +y1 )+ C = 0 adalah persamaan garis singgung
pada lingkaran dengan persamaan x2 + y2 +Ax + By + C = 0,di-titik P(x1,y1 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar